SUSUNAN PENGURUS BAMUS PIDIE JAYALatest topics» DUEK MUSAPAT by Nurfadillah Tue 3 Apr 2012 - 12:13 » DUEK MEUSAPAT by Fahrizal Mon 2 Apr 2012 - 18:17 » Malam Pesona Budaya Aceh by muhamad natsir insya Sat 11 Dec 2010 - 6:02 » 27 Masjid di Pijay Dapat Bantuan by Hidayatullah Mon 8 Nov 2010 - 15:55 » Protes Calon Penerima Bantuan - Puluhan Warga Jangkabuya Datangi DKP by Hidayatullah Mon 8 Nov 2010 - 15:49 » Sambut HKN Ke-46, Dinkes Pijay Gelar Aneka Lomba by Hidayatullah Mon 8 Nov 2010 - 15:29 » Untuk Mendata Hasil Alam, Bappeda Pijay Beli Arcgis by Hidayatullah Mon 8 Nov 2010 - 15:20 » Ratoh Bukan Saman by Hidayatullah Thu 4 Nov 2010 - 14:34 » Tgk Chik Pante Kulu, Pujangga yang “sepi” by Hidayatullah Thu 4 Nov 2010 - 14:21 » Dewan Pijay Harus Mau Dana Sewah Rumah Dikurang by Hidayatullah Tue 26 Oct 2010 - 9:26 » Pijay Akan Tambah 101 PNS by Hidayatullah Tue 26 Oct 2010 - 9:22 » Di Pijay, Sebagian Kompor Gas Dikandangkan by Hidayatullah Tue 26 Oct 2010 - 9:19 » Pidie Jaya Gagal Raih WTP by Hidayatullah Tue 26 Oct 2010 - 9:15 » Acehkah Gayo? by Hidayatullah Mon 18 Oct 2010 - 3:31 » Menbudpar Luncurkan Visit Banda Aceh Year 2011 by muhamadjimec Sat 16 Oct 2010 - 19:39 LIKE | Pemerintah Aceh dan Kabupaten Pidie Jaya bersama Taman Mini Indonesia Indah mengundang Bapak/Ibu untuk hadir di Taman Mini Indonesia Indah pada,
Hari Sabtu, 18 Desember 2010 Jam 19:00 WIB. Pada acara MALAM PESONA BUDAYA KABUPATEN PIDIE JAYA Pengumuman ini kami sampaikan Umumnya kepada seluruh Warga Aceh dan Kepada Seluruh Warga Masyarakat Kabupaten Pidie Jaya Nanggroe Aceh Darussalam SeJABODETABEK, kami mengharapkan kehadirannya pada malam PESONA BUDAYA KABUPATEN PIDIE JAYA tersebut dengan menampilkan tarian tradisional seperti Beuhe, peumulia jame,likok pulo, seudati, tarek pukat dan lain-lain, Bila bapak/ibu berminat hadir Segera menghubungi kami nomer Hp. 08120082748/ 0811905683 sebelum tanggal 16 Desember 2010 untuk mendapatkan UNDANGAN dan PASS Masuk GRATIS untuk Dua orang dan gratis masuk kendaraan. Demikian kami sampaikan atas kerjasama dan partisipasi masyarakat Aceh kami mengucapkan terima kasih. Wassalam DR. Muhamad Natsir Ketua Umum BAMUS Pidie Jaya PIDIE JAYAKabupaten Pidie Jaya adalah sebuah kabupaten di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Indonesia. Ibukotanya adalah Meureudu. Kabupaten ini dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2007, pada tanggal 2 Januari 2007.Kabupaten Pidie Jaya adalah 1 dari 16 usulan pemekaran kabupaten/kota yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat pada tanggal 8 Desember 2006. Ke-16 kabupaten/kota tersebut adalah: Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Gorontalo Utara, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Kabupaten Minahasa Tenggara, Kota Subulussalam, Kabupaten Pidie Jaya, Kabupaten Kayong Utara, Kabupaten Sumba Barat Daya, Kabupaten Konawe Utara, Kabupaten Buton Utara, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Kabupaten Empat Lawang, Kabupaten Batubara, Kabupaten Nagekeo, Kabupaten Sumba Tengah dan Kota Kotamobagu.GeografisBatas-batas wilayahUtara Selat MalakaSelatan Kecamatan Tangse, Geumpang dan Mane, Kabupaten PidieBarat Kecamatan Glumpang Tiga, Glumpang Baro, dan Kembang Tanjong, Kabupaten PidieTimur Kecamatan Samalanga, Kabupaten Bireuen SEJARAHNegeri Meureudu pernah dicalonkan sebagai ibu kota Kerajaan Aceh. Namun konspirasi politik kerajaan menggagalkannya. Sampai kerajaan Aceh runtuh, Meureudu masih sebuah negeri bebas. Negeri Meureudu sudah terbentuk dan diakui sejak zaman Kerajaan Aceh. Ketika Sultan Iskandar Muda berkuasa (1607-1636) Meureudu semakin diistimewakan. Menjadi daerah bebas dari aturan kerajaan. Hanya satu kewajiban Meureudu saat itu, menyediakan persediaan logistik (beras) untuk kebutuhan kerajaan Aceh. Dalam perjalanan tugas Iskandar Muda ke daerah Semenanjung Melayu (kini Malaysia) tahun 1613, singgah di Negeri Meureudu, menjumpai Tgk Muhammad Jalaluddin, yang terkenal dengan sebutan Tgk Ja Madainah. Dalam percaturan politik kerajaan Aceh negeri Meureudu juga memegang peranan penting. Hal itu sebegaimana tersebut dalam Qanun Al-Asyi atau Adat Meukuta Alam, yang merupakan Undang-Undangnya Kerajaan Aceh. Saat Aceh dikuasai Belanda, dan Mesjid Indra Puri direbut, dokumen undang-undang kerajaan itu jatuh ke tangan Belanda. Oleh K F van Hangen, dokumen itu kemudian diterbitkan dalam salah satu majalah yang terbit di negeri Belanda. Dalam pasal 12 Qanun Al-Asyi disebutkan, Apabila Uleebalang dalam negeri tidak menuruti hukum, maka sultan memanggil Teungku Chik Muda Pahlawan Negeri Meureudu, menyuruh pukul Uleebalang negeri itu atau diserang dan Uleebalang diberhentikan atau diusir, segala pohon tanamannya dan harta serta rumahnya dirampas. Kutipan Undang-Undang Kerajaan Aceh itu, mensahihkan tentang keberadaan Negeri Meureudu sebagai daerah kepercayaan sultan untuk melaksanakan segala perintah dan titahnya dalam segala aspek kehidupan politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan keamanan Kerajaan Aceh Darussalam. Malah karena kemampun tersebut, Meureudu pernah dicalonkan sebagai ibu kota kerajaan. Caranya, dengan menimbang air Krueng Meureudu dengan air Krueng Aceh. Hasilnya Air Krueng Meureudu lebih bagus. Namun konspirasi elit politik di Kerajaan Aceh mengganti air tersebut. Hasilnya ibu kota Kejaan Aceh tetap berada di daerah Banda Aceh sekarang (seputar aliran Krueng Aceh). Untuk mempersiapkan pemindahan ibu kota kerajaan tersebut, sebuah benteng pernah dididirkan sultan Iskandar Muda di Meureudu. Benteng itu sekarang ada di tepi sungai Krueng Meureudu. Peranan Negeri Meureudu yang sangat strategis dalam percaturan politik Pemerintahan Kerajaan Aceh. Ketika Sultan Iskandar Muda hendak melakukan penyerangan (ekspansi) ke semenanjung Melayu (Malaysia-red). Ia mengangkat Malem Dagang dari Negeri Meureudu sebagai Panglima Perang, serta Teungku Ja Pakeh-juga putra Meureudu-sebagai penasehat perang, mendampingi Panglima Malem Dagang. Setelah Semenanjung Melayu, yakni Johor berhasil ditaklukkan oleh Pasukan Pimpinan Malem Dagang, Sultan Iskandar Muda semakin memberikan perhatian khusus terhadap Negeri Meureudu. Kala itu sultan paling tersohor dari Kerajaan Aceh itu mengangkat Teungku Chik di Negeri Meureudu, putra bungsu dari Meurah Ali Taher yang bernama Meurah Ali Husein, sebagai perpanjangan tangan Sultan di Meureudu. Negeri Meureudu negeri yang langsung berada di bawah Kesultanan Aceh dengan status nenggroe bibeueh (negeri bebas-red). Di mana penduduk negeri Meureudu dibebaskan dari segala beban dan kewajiban terhadap kerajaan. Negeri Meureudu hanya punya satu kewajiban istimewa terhadap Kerajaan Aceh, yakni menyediakan bahan makanan pokok (beras-red), karena Negeri Meureudu merupakan lubung beras utama kerajaan. Keistimewaan Negeri Meureudu terus berlangsung sampai Sultan Iskandar Muda diganti oleh Sultan Iskandar Tsani. Pada tahun 1640, Iskandar Tsani mengangkat Teuku Chik Meureudu sebagai penguasa defenitif yang ditunjuk oleh kerajaan. Ia merupakan putra sulung dari Meurah Ali Husein, yang bermana Meurah Johan Mahmud, yang digelar Teuku Pahlawan Raja Negeri Meureudu. Sejak Meurah Johan Mahmud hingga kedatangan kolonial Belanda, negeri Meureudu telah diperintah oleh sembilan Teuku Chik, dan selama penjajahan Belanda, Landscap Meureudu telah diperintah oleh tiga orang Teuku Chik (Zelfbeestuurders). Kemudain pada zaman penjajahan Belanda, Negeri Meureudu dirubah satus menjadi Kewedanan (Orderafdeeling) yang diperintah oleh seorang Controlleur. Selama zaman penjajahan Belanda, Kewedanan Meureudu telah diperintah oleh empat belas orang Controlleur, yang wilayah kekuasaannya meliputi dari Ulee Glee sampai ke Panteraja. Setelah tentara pendudukan Jepang masuk ke daerah Aceh dan mengalahkan tentara Belanda, maka Jepang kemudian mengambil alih kekuasaan yang ditinggalakan Belanda itu dan menjadi penguasa baru di Aceh. Di masa penjajahan Jepang, masyarakat Meureudu dipimpin oleh seorang Suntyo Meureudu Sun dan Seorang Guntyo Meureudu Gun. Sesudah melewati zaman penjajahan, sejak tahun 1967, Meureudu berubah menjadi Pusat Kawedanan sekaligus pusat kecamatan. Selama Meureudu berstatus sebagai kawedanan, telah diperintah oleh tujuh orang Wedana. Pada tahun 1967, Kewedanan Meureudu dipecah menjadi empat kecamatan yaitu Ulee Glee, Ulim, Meureudu dan Trienggadeng Penteraja, yang masing-masing langsung berada dibawah kontrol Pemerintah Daerah Kabupaten Pidie. Kini daerah Kawedanan Meureudu menjelma menjadi Kabupaten Pidie Jaya, dengan Meureudu sebagai ibu kotanya. HOBBY / HOBITalk about your favourit sports Mari diskusi Tentang Perkembangan Pariwisata di nanggroe Aceh darussalam SpesialFEATURE AcehForum. Ekspresikan kemampuan anda berdebat disini.Peringatan: Resiko tanggung sendiri, tidak diperbolehkanmendiskreditkan dan sejenisnya terhadap Suku, Agama,Ras. AcehForumtidak bertanggung jawab atas isi postingan di forum ini. Sebelumposting silahkan baca rule, klik DISINI utk melihat rule. Information old and new games Talk about otomotif Bicara tentang gaya hidup Arung Jeram/Rafting, Wall/Rock Climbing, Caving - Pencinta Alam & Lingkungan disini dibahas tentang fishing / Memancing Talk about Airsoft in Nanggroe Aceh Darussalam all about Flora & Fauna networkedblogs | LoginStatisticsTotal 95 kiriman artikel dari user in 70 subjects Total 61 user terdaftar User terdaftar terakhir adalah nrywax5 User Yang Sedang OnlineTotal 1 user online :: 0 Terdaftar, 0 Tersembunyi dan 1 Tamu :: 1 Bot Tidak ada User online terbanyak adalah 34 pada Fri 27 Sep 2024 - 7:36 LINKTop postersSponsor By :Video Editing & Transfer DVD Contact : 0811 905683 021-7433523 Alauddinsyah PT. BETA MEDICAL Hospital & Medical Equipment Jln.Pangeran Antasari No. 212 Cilandak Barat - Jakarta Telp. 021-75911890,75911892,75911893 Fax. 021-75911694, 75911794 Email. betamed@cbn.net.id / betamedical@hotmail.com Komunitas Teknisi Handphone Nanggroe Aceh Darussalam PT.ALFA SARANA MAKMUR Chevrolet Building 4th Floor Jln.Dewi Sartika No.295 Cawang-Jakarta Timur Telp.021-80871260-80873289 Fax. 021-80871237-80883712 E-Mail:pt.asm@hotmail.com Shes thisJumlah Pengunjung |